Balasan Yang Disegerakan


PERCIK.ID- Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk memiliki sikap dan sifat yang luhur. Termasuk dalam berinteraksi. Dan dua hal yang Alloh segerakan adzab atau balasannya juga berkaitan dengan masalah interaksi. Rosululloh saw. bersabda:


بَابَانِ مُعَجِّلَانِ عُقُوْبَتُهُمَا فِي الدُّنْيَا: اَلْبَغِي وَاْلعُقُوْقُ
Ada 2 pintu [amalan] yang disegerakan balasannya di dunia: kedzoliman dan durhaka [pada orang tua]”.


‘Ajal, artinya segera.
‘Ajal menggunakan ‘ain (عاجل) yang berarti segera, memiliki makna bertolak belakang dengan ajal, (آجل), berarti berlama lama atau terlambat. Ada do’a yang menggunakan dua kata ini. Do’a nabi saw.

اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ

“Ya Alloh, aku mohon kepadaMU kebaikan seluruhnya yang disegerakan [di dunia] maupun yang ditangguhkan [di akhirot], yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Dan aku berlindung kepadaMU dari keburukan seluruhnya yang disegerakan [di dunia] maupun yang ditangguhkan [di akhirot], yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui”.

al-Baghi, artinya kedzoliman.
Kedzoliman terbagi menjadi 2 bentuk. Bisa bentuk kedzoliman pada diri sendiri, yang dilakukan dengan syirik dan maksiat. Ada kedzoliman pada orang lain, yang berwujud dengan menyakiti hati orang lain, menganiaya, tidak menunaikan haknya, dsb.

al-‘uquw, artinya durhaka.
Do’a orang tua adalah salah satu dari sekian orang yang tidak ditolak oleh Alloh. ketika orang tua merasa terdzolimi, dan menggunakan “jurus ini”. Maka “tamatlah” anaknya. Sebab do’a yang dipanjatkan, berbarengan dengan kondisinya sebagai orang yang terdzolimi. Hal ini ditegaskan oleh Rosululloh saw. Beliau bersabda: “3 do’a yang tidak tertolak: do’a orang tua, do’a orang yang berpuasa dan do’a orang yang terdzolimi” (Hr.Baihaqi)

Sebagaimana kategori “orang beriman” yang sering Rosululloh saw. sabdakan dan berkait dengan akhlak yang baik, hal ini juga berkait dengan akhlak tersebut. Berupa sikap, budi pekerti, perilaku yang baik kepada orang lain. Jika seseorang sukses mendapatkan predikat iman, tatkala mampu memraktikkan akhlak yang baik, orang juga bisa mendapatkan predikat sangat buruk jika melakukan hal yang bertolak belakang dengan perilaku yang menjadikannya masuk dalam kategori beriman. Salah satunya adalah melakukan kedzoliman.

Alloh banyak menyatakan di dalam al-Qur’an mengenai orang yang berbuat dzolim dan balasan yang diberikanNYA. Pun demikian halnya dengan durhaka pada orang tua. Alloh bahkan melarang anak berkata kasar kepada orang tua. Apalagi sampai mendurhakainya. Termasuk apabila orang tua tersebut bersebrangan. Sikap sebagaimana anak tetap tidak diperbolehkan untuk berbuat kasar kepada mereka.

Maka tak heran, orang yang melakukan kedua hal di atas, hidupnya akan diliputi dengan ketidaktentraman dan hidup yang susah. Sebelum kelak di akhirot mendapatkan balasan puncaknya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rosululloh saw. ketika seseorang mengalami susah dalam hidup. Beliau memerintahkan untuk mengecek 4 hal. 1). Kendaraannya. 2). Tempat tinggalnya, 3). Istrinya, dan 4). Hubungannya dengan orang tua. Jika 4 hal ini tidak benar, maka akan berdampak pada kehidupannya secara keseluruhan.

Maka, mafhum mukholafahnya, salah satu kunci untuk mendapatkan fiddunya hasanah, wa fil akhiroti hasanah, adalah dengan berbuat baik kepada orang lain, dan memuliakan orang tua. Insya Alloh, dengan laku baik yang dihantarkan kepada mereka, akan ada banyak do’ kebaikan kepada anaknya. Pun jika seseorang berbuat baik, orang lain tak segan untuk mendo’akannya.
Orang Indonesianya menyebutnya karma. Tetapi memang secara sunnatulloh, orang yang berbuat buruk, akan mendapatkan balasannya. Dan orang yang baik, juga akan memanen kebaikannya. Kebicik ketitik, olo ketoro.

Dan toh memang Alloh tidak pernah tidur dan mengganjar setiap amal baik-buruk manusia. Dan secara khusus, Rosululloh saw. menegaskan, kedua amal ini akan langsung dibalas oleh Alloh di dunia. Balasan dalam bentuk yang bermacam-macam. Bisa jadi, durhakanya kepada orang tua akan dibalas oleh anaknya. Atau balasan dalam bentuk yang lain. Dan keburukan yang dilakukan kepada orang lain, akan di balas di waktu yang lain.

Tetapi pada dasarnya, semua yang dilarang oleh Alloh, semua hal yang termasuk dalam kategori dosa, akan berefek pada hal yang buruk, bahkan sejak di dunia. Terlebih nanti di akhirot.

Yang mesti diwaspadai, adalah adzab Alloh berupa hal yang tidak wujud, adzab yang tidak terlihat. Sebab terkadang, Alloh mengadzab hambaNYA dengan terkikisnya keimanan di dalam hatinya. Sehingga semangatnya dalam menghamba kepada Alloh menjadi semakin berkurang. Jika demikian, seseorang tidak mampu untuk menanggulanginya. Bahkan terkadang tidak sadar adzab itu telah diturunkan. Dan apabila hal tersebut terjadi, tetapi tidak merasa ada yang salah dengan apa dilakukan, tidak ada usaha untuk menghentikan keburukan tersebut. Maka semakin hari, keimanannya kepada Alloh akan semakin berkurang, dan powernya dalam mengabdi, akan semakin habis. Naudzubillah.


Ahmad Yusuf Tamami Muslich
"Penulis Rubrik Suluh Majalah MAYAra" fb  

1 تعليقات

أحدث أقدم