Menanggapi Ajakan Solat Dhuha Agar Rizeki Bertambah

PERCIK.ID- Belakangan banyak bermunculan meme ajakan menjalankan sunnah-sunnah Nabi dengan disertai dengan berbagai dalil, dan tentu saja “imbalan” yang didapat setelah mengerjakan sunnah-sunnah itu.


Salah satu yang paling banyak adalah solat Dhuha. Solat dhuha dinarasikan oleh sebagian da’i sebagai pembuka pintu rizeki. Memang, kalau kita lihat dari do'a dhuha, tampak agak "memaksa" Tuhan untuk memberi sekaligus menambah rizeki kita. Padahal sesungguhnya setiap hari, minimal 17 kali, kita baca bismillah. Yang bahkan sudah jelas mencantumkan bahwa Gusti Allah itu Maha Welas Asih.

Di pesantren, lafadz “ar-Rohman” dimaknai dengan “Kang Moho Welas Asih ing ndalem dunyo lan akhirot” (Yang Maha Welas Asih di dunia dan di akhirot). Sehingga, di dunia bisa kita jumpai orang yang jarang dhuha pun akan mendapat jatah rizeki dari Alloh.

Lantas apakah berdo'a seperti itu salah? Tentu tidak. Bisa jadi do'a yang seperti itulah yang malah mendekatkan kita padaNYA. Bentuk kebergantungan padaNYA, bahwa DIA-lah Dzat Yang Mengatur pembagian rizeki.

Catatan penting setelah kita menunaikan solat dhuha adalah ketika rizeki kita tidak bertambah, atau bahkan malah tidak lancar, kita jangan sampai berprasangka bahwa Alloh lalai pada janjinya. Atau bahkan sampai berhenti dari berdhuha karena merasa percuma sudah dhuha, tapi tak ada “imbalan” atas takbir hingga salam yang sudah ditunaikan.

Kita kemudian juga mesti sadar bahwa segala macam bentuk ibadah itu adalah bentuk kewajiban kita padaNYA. Sebagaimana yang sudah termaktub dalam al Qur’an, “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (Qs.adz-Dzariyat [51]: 56).

Soal imbalan duniawi dan ukhrowi dari apa yang telah kita lakukan dalam menjalankan perintahNYA atau menajuhi laranganNYA, sama sekali tak kewajiban bagiNYA untuk diberikan pada kita. Toh, kalau kita mau angen-angen, ibadah-ibadah itu alih-alih sebagai bentuk kewajiban, malah lebih pantas dikatakan sebagai bentuk syukur atas nikmat-nikmat yang sudah Alloh berikan.

Maka berperasangka baiklah pada Gusti Allah. DIA menyukai dhuhamu. DIA suka caramu berdo'a. DIA suka caramu mengiba. Karena bisa jadi, ketika dhuha dan do'amu terkabul, kamu malah akan asyik dengan hasil dari itu semua, sehingga malah lalai, dan ndak dhuha lagi. Sekalipun sesungguhnya Alloh tidak butuh dhuhamu untuk memberi atau menambah rizekimu, karena WujudNYA adalah memang Maha Welas.

Intinya, mari berdhuha sebagai bentuk syukur atas nikmat yang sudah, sedang dan akan kita terima. Siapa tahu jika kita sudah punya istri dan kita syukuri, istri kita akan bertambah.

Bertambah kebaikannya.

Dzulfikar Nasrullah
Khadim di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Fithrah Surabaya. fb          

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama