Menyerupa


PERCIK.ID- Siapa yang menyerupai suatu kaum, ia adalah bagian darinya"

Entah kenapa, akhir-akhir ini, saya jumpai banyak dari kita (termasuk saya),  ikut dalam kompetisi "berlomba-lomba dalam kebaikan". Tentu ini bagus, hanya saja beberapa dari kita (sudah) merasa jadi yang terbaik, dan menyukupkan di titik itu, atau tetap terus berbuat baik, disertai dengan merendahkan yang lain.


"Ana khairum min hum" "Aku lebih baik dari mereka", kadang ndak keluar dari lisan kita. Namun, bermukim di hati kita, setelah kita menunaikan serangkaian ibadah baik wajib maupun sunnah. Kalimat itu semakin tertancap ketika kita melihat manusia-manusia lain, dengan kadar ibadah di bawah kita (menurut daya tangkap mata kita).

Dalam al-Qur'an tertulis kisah yang hampir sama. Para penghuni surga sebelum Nabi Adam as.,  -yang telah mengisi umurnya untuk beribadah kepada Alloh swt. hingga moyang manusia diciptakan- protes kepada Alloh tentang ciptaan barunya. Mereka pun menyebutkan perbuatan rendah makhluknya kelak setelah dia sudah diciptakan -walau prediksi mereka memang benar adanya-. Di penghujung protes itu mereka berkata "dan kami bertasbih dengan memuji-MU dan menyucikan-MU". Sebuah pendakuan atas ibadah yang sudah mereka lakukan.

Alloh menjawab kecemburuan yang berbentuk protes itu dengan firmannya,  "Aku (Alloh) lebih mengetahui apa yang tidak/belum kamu ketahui". Sebuah jawaban mutlak dari sang Pencipta kepada hambaNYA.

Alloh membuktikan keterbatasan pengetahuan mereka dengan mengajarkan nama-nama benda kepada Nabi Adam as. Kemudian bertanya kepada malaikat, untuk menyebutkan nama-nama benda yang telah Dia ajarkan kepada Nabi Adam as.

Sebagian dari mereka tersadar telah berbuat lancang, lalu berujar "Maha Suci Engkau, tidak ada (satupun) pengetahuan dari kami selain apa yang telah Engkau ajarkan pada kami".

Selanjutnya Alloh memberi pertanyaan yang sama kepada Nabi Adam as. dan dia bisa menjawab pertanyaan.

Maka Alloh memerintah mereka untuk sujud -sebagai bentuk penghormatan- kepada Nabi Adam. Dan Iblis tetap kekeuh dengan pendiriannya -kesombongannya, bahwa dia adalah ciptaan yang lebih unggul atas ibadah yang sudah dilakukannya. Seperti kisah yang umum kita dengar atau baca, penghuni surga- yang dalam satu kitab menerangkan sebagai pemimpin makhluk di surga - (dipaksa) meninggalkan surga, dan mendeklarasikan diri sebagai musuh abadi anak turun Nabi Adam.

Belakangan terkadang saya -dengan apa yang telah saya ketahui dan lakukan- merasa lebih unggul dari yang lain, walaupun sikap itu tak sampai di permukaan, dan hanya berputar-putar dalam perasaan. Tentunya ini tidak baik, dan semoga saya tidak termasuk bala musuh abadi anak turun Nabi Adam, yang juga anak turunnya.

Apa saya sudah merupa...?  NaudzubiiLlaHhi min dzalik.

استغفر الله من قول بلا عمال

Dzulfikar Nasrullah
Khadim di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Fithrah Surabaya. fb          

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama