Membalas dengan Do’a

PERCIK.ID- Kitab-buku yang pernah saya baca mayoritas memberikan informasi agar manusia saling berbagi do'a yang baik-baik kepada siapapun. Setelah belajar beberapa buku sejarah, baru kemarin di Tarikhul Hawadits, saya menemukan sebuah teks yang menerangkan Rosululloh saw. pernah mendo'akan sepupunya Utaibah bin Abi Lahab dengan do'a yang cukup buruk.
اللَّهُمَّ سَلِّطْ عَلَيْهِ كَلْبًا مِنْ كِلَابِكَ
“Ya Alloh, kuasakan atasnya anjing di antara anjing-anjingMU.” (Hr.al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra 10346, al-Hakim dalam al-Mustadrok 3984, Abu Nu’aim dalam Ma’rifatu ash-Shohabah 6926, dan Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari 4/84. Menurut Ibnu Hajar riwayat ini hasan).¹

Dalam kitab yang sama disebutkan Utaibah dimakan oleh Singa.² Selain yang termaktub dalam kitab itu saya belum pernah menemukan riwayat Rosululloh saw. pernah berdo'a yang tidak baik untuk orang lain.

Apakah riwayat ini bisa kita jadikan acuan "kebolehan" mendo'akan yang tidak baik untuk orang lain? Saya pribadi cenderung menjawab tidak.

Utaibah adalah suami dari Ummu Kultsum binti Muhammad r.ha. Setelah turun surat al Lahab, Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil memaksa kedua putranya (Utbah bin Abu Lahab, suami Ruqoyyah binti Muhammad r.ha. dan Utaibah bin Abu Lahab) untuk menceraikan kedua putri Rosululloh saw. Utaibah mendatangi Rosululloh dengan membawa Ummu Kultsum, berkata kasar sambil meludah kepada Rosululloh saw. Lalu terpanjatlah do'a itu. Do'a yang manusiawi sekali menurut saya. Do'a yang mungkin akan keluar spontan, begitu saja dari mulut kita, jika di posisi beliau saw.

Namun, jika melihat perjalanan hidup beliau secara utuh, saya tak menemukan bahwa beliau "sering" melancarkan do'a yang tidak baik kepada orang-orang yang memusuhi beliau. Adanya justru do'a dan sikap baik beliau membuat mereka yang mulanya memusuhi beliau jadi mengagumi beliau.

Barangkali kaidah ushul ini bisa mendukung jawaban saya.

الْضَرَرُ لاَيُزَالُ بِا لضَرَرِ
"Kemadhorotan itu tidak bisa dihilangkan dengan kemadhratan yang lain."³

Perbuatan buruk orang lain kepada kita, barangkali sangat merugikan tidak boleh kita balas dengan perbuatan maupun sekedar do'a buruk pada orang tersebut. Mengingat juga ada kaidah ushul yang lain
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ
 "Menolak mafsadah (kerusakan) didahulukan daripada mengambil kemaslahatan"⁴

Mendo'akan keburukan bagi orang lain yang berbuat buruk pada kita, mungkin akan mendatangkan ketentraman di hati kita. Namun, mendo'akan dia agar tidak menimpa keburukan yang sama atau berbeda dengan yang telah dia timpakan kita, hal tersebut tentulah akan lebih mulia. Dan jika kita membaca perjalanan hidup Rosululloh saw. justru kisah macam ini yang akan banyak kita jumpai.

Catatan:
¹https://kisahmuslim.com/6284-utbah-putra-abu-lahab-dan-sepupu-rasulullah.html
²Tarikhul Hawadits, Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki, hal. 19 (Ash Shofwah)
³Mabadi Awaliyah, Abdul Hamid Hakim, hal. 33 (Sa'diyah Pustaka)
⁴ibid, hal. 35

Dzulfikar Nasrullah
Khadim di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Fithrah Surabaya. fb          

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama