Mengapa Rejeki Seret?

PERCIK.ID- Barangkali banyak dari kita yang pernah berpikir, mengapa kok rejekiku seret?

Pertanyaan itu mengapa rejeki seret masih bisa dianggap lumrah selagi masih berada dalam koridor pertanyaan dan tidak dalam koridor mempertanyakan. Tidak ada ketetapan yang keliru sebab Alloh telah menitahkan dan titah tersebut berada dalam hakNYA yang mutlak. Kesalahan dalam persangkaan kita adalah kebenaranNYA, kebenaran dalam persangkaan kita merupakan kebenaranNYA.

Jika masih dalam koridor pertanyaan, maka jawaban mengapa rejeki seseorang itu seret bisa ditelaah dari sumber yang semestinya diambil oleh umat Islam, yakni al-Qur’an dan Hadis. Pada masalah rejeki seret, hadis Rosululloh memberikan penjelasan mengenai banyak faktor yang menengarainya. Yang paling kentara dan demikian jelas adalah dawuh Rosululloh saw.,

إنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

Sesungguhnya seseorang dapat saja tercegah dari rejekinya akibat dari dosa yang ia kerjakan” (Hr.Ahmad)

Tegas. Rosululloh memberikan alasan mengenai alasan mengapa rejeki seseorang seret.

Jika ditarik lebih jauh, ada beberapa faktor lain yang menjadikan rejeki seseorang seret. Misalnya mafhum mukholafah dari firman Alloh swt.,Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti KAMI akan menambah [nikmat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nikmatKU] maka sesungguhnya adzabKU sangat pedih” [Qs.Ibrohim [14]:7)

Jika sebab bersyukur Alloh memberikan tambahan nikmat, maka dengan kufur dan mengingkari nikmatNYA, hal tersebut bisa menjadi penghalang terkucurnya rejeki seseorang. Jika seseorang mengkufuri nikmat, tetapi ternyata masih diberikan tambahan (seolah-olah) nikmat dari Alloh, maka hal tersebut kemungkinan besar adalah istidroj dari Alloh.

Adapun faktor lain yang juga patut untuk mendapatkan perhatian sebab menjadi salah satu faktor seretnya rejeki adalah dawuh Rosululloh saw.

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللهم أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللهم أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berkata [berdo’a]: “Ya Alloh, berilah pengganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang lain berdo’a: “Ya Alloh, timpakanlah kepada orang yang kikir [tidak berinfak] kehancuran” (Muttafaqun alaih)


Dengan ketiga dasar tersebut, setidaknya kita bisa mewanti-wanti diri kita sendiri jika tidak ingin rejeki kita seret. Ketiga hadis tersebut adalah muhasabah diri kita secara terus menerus untuk menjadi hamba yang lebih baik dan semakin baik.


Tim Redaksi Percik.id    


1 تعليقات

أحدث أقدم